Senin, 07 September 2015

LIRIK LAGU - Papercut – Zedd

Seandainya semua pertengkaran ditanggapi dengan bijak, niscaya pertikaian tak perlu berlanjut berlebihan. Anggap saja semua perbuatan dan perkataan yang menyakitkan seperti hamburan serpihan kertas yang akan menghilang jika tertiup angin, dan lenyap jika terkena air.

[Verse 1]
Now we're staring at the ceiling, you're so pretty when you're mad
All that I can hear is breathing, oh, oh
And we're stuck inside the silence, in a cold, cold war
We're too proud to say we're sorry, oh, oh


Nah, sekarang kita berdua menatap langit-langit ruangan, bersama. Kau cantik sekali kalau kau sedang marah. Dan sekarang yang bisa kudengar hanyalah hembusan nafasmu. Kita berdua hanya diam membisu, terjebak dalam ruangan dalam diam. Kita sedang berperang, perang dingin tepatnya. Kita berdua terlalu tinggi hati untuk meminta maaf lebih dulu.

[Chorus]
Right now it feels like we're bleeding
So deep that we might not get back up
Our words, they tear through the surface
Like a paper, like a paper cut
Right now, don't know why I love you
But by the morning, when we wake up
I'll reach for you and remember
It was just a paper, just a paper cut


Dan sekarang rasanya seperti sedang berdarah-darah. Terluka sangat dalam hingga seolah tak bisa bangun lagi. Kata-kata yang telah kita lontarkan, berserakan di permukaan, seperti kertas yang terkoyak-korak. Serpihannya ada di mana-mana. Akan tetapi, sampai sekarang, aku bahkan tak tahu mengapa aku bisa jatuh cinta kepadamu. Setiap pagi, saat kita terbangun bersama, aku akan memelukmu dan mengingat kembali, bahwa kata-kata menyakitkan itu akan kuanggap laksana serpihan kertas yang akan segera beterbangan dan menghilang tertiup angin. Tak perlu kumasukkan ke dalam hati.

[Verse 2]
I find refuge in the distance, even when we're breaking down
Can we pause it just for one kiss? Oh, oh
Cause I never meant to hurt you, and I know you feel the same
Still the only one I run to, oh, oh

Kutemukan tempat pengungsian di kejauhan, meski kita sedang merapuh bersamaan. Bisakah kita menunda perang ini demi sebuah ciuman? Aku tak pernah bermaksud untuk melukaimu. Aku tahu kaupun seperti itu. Kaulah satu-satunya tempatku menuju.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar